Khutbah Jum’at: Menjadi Anak Akhirat

Khutbah Jum’at: Menjadi Anak Akhirat

Khutbah Pertama 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللهم صل على صفيك ورسولك محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛

 فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Jamaah jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di awal tahun 2019 ini Allah masih memberikan kehidupan kepada kita dan kita masih digolongkan termasuk orang-orang yang senantiasa menjalankan ketaatan kepada Allah yang selalu berada di atas keimanan. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memanjangkan usia kita di dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di dunia ini setiap detik ada dua orang yang meninggal dunia. Sehingga di dalam satu hari dari sekitar 7,5 Miliar jumlah manusia di muka bumi ini ada 173.000 lebih orang yang meninggal dunia setip harinya. Kita tidak tahu kapan giliran kita dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sesungguhnya kematian itu rahasia Allah dan tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu kita akan merasa bahwa dunia ini singkat. Dan kita semuanya merasakan itu, betapa singkatnya kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu hidup ini hendaknya kita persembahkan dan kita tujukan untuk sesuatu yang abadi, kehidupan yang abadi yaitu kehidupan nanti di akhirat.

Jamaah jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Oleh karena itu ada empat hal, empat langkah, empat tahapan yang harus kita miliki apabila kita benar-benar ingin menjadi orang yang selamat nanti di akhirat. Kita tidak memilih untuk bersenang-senang di muka bumi ini karena dunia ini adalah singkat. Tetapi kita menjadikan dunia ini sebagai jembatan untuk kehidupan abadi kita nanti di akhirat. Tahapan yang pertama yang harus kita lakukan agar kita hidup betul-betul untuk akhirat, betul-betul untuk keselamatan kita dalam kehidupan abadi nanti adalah niat yang kuat. Tekad yang bulat agar kita betul-betul bisa termasuk mereka yang senantiasa berusaha menjadi orang yang taat kepada Allah, senantiasa berusaha menjadi orang yang saleh, yang menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Dan seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan yang dia niatkan.”

Oleh karena itu marilah kita meniatkan diri kita, membulatkan tekad kita bahwa dunia ini bukanlah tempat segala-galanya, bukan tempat dimana kita akan hidup selama-lamanya. Ini adalah singkat dan sebentar lagi kita akan mati. Oleh karena itu kita harus memikirkan sesuatu yang abadi yang pasti akan kita alami nanti di akhirat selama-lamanya. Tidak ada pilihan kecuali dua, surga atau neraka. Maka dari itu kita bertekad, hendaknya kita niat bulat agar kita termasuk mereka yang dijadikan oleh Allah sebagai penduduk surga Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak di akhirat. Dan itu memerlukan niat, memerlukan tekad yang bulat. Kalau tidak ada niat, kalau tidak ada tekad yang bulat maka seseorang itu akan lemah di dalam usahanya.

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

Langkah dan tahapan yang kedua, agar kita betul-betul hidup untuk orientasi atau tujuan akhirat yaitu hendaknya kita mulai mengubah orientasi atau tujuan hidup ini mulai dari pikiran kita, mindset kita, kerangka berpikir kita. Kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi orang saleh, kita bisa mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang mustahil di muka bumi ini. Betapa pun mungkin kita merasa banyak dosa, mungkin kita merasa banyak melakukan kemaksiatan. Tetapi selama kita masih hidup di dunia kesempatan terbuka lebar bagi kita untuk menjadi orang yang saleh, untuk menjadi orang yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selama kita hidup maka selama itu pula Allah membuka pintu taubat.

Oleh karena itu, disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rahimahullah:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

Rasulullah ﷺ bersabda “Demi yang jiwaku berada di dalam genggamannya, demi yang jiwaku berada di tangannya. Andaikata kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah akan membinaskan kalian semuanya. Lalu Allah akan mendatangkan satu kaum yang berbuat dosa. Lalu mereka meminta ampun kepada Allah dan kemudian Allah mengampuni mereka.” (Hadis Sahih Muslim)

Oleh karena itu jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

Imam An-Nawawi yang mensyarah, yang menjelaskan hadis ini menegaskan, beliau menyampaikan bahwa meskipun seseorang itu melakukan dosa sampai 100 kali, tetapi setiap kali dia berdosa lalu kemudian minta ampun kepada Allah dia akan di ampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan andaikata dia berdosa dan dosanya sebegitu banyak tetapi kemudian dia meminta ampun atas dosa-dosa yang telah dia lakukan itu, niscaya taubatnya akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karen itu tidak boleh ada orang yang berputus asa. Merasa bahwa dirinya kotor, malu kepada Allah karena dirinya kotor sehingga tidak mau lagi untuk kembali kepada Allah.

Suatu ketika Imam Hasan Al-Bashri ditanya “Wahai imam, apakah seseorang tidak merasa malu kepada Allah andaikata dia berbuat dosa lalu meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu berdosa lagi lalu meminta ampun lagi kepada Allah?” Maka Imam Hasan Al-Bashri menegaskan “Itulah yang diinginkan, yang dikehendaki oleh setan kepada manusia. Malu untuk bertaubat kepada Allah, malu karena dia merasa kotor dan merasa banyak dosa. Itu yang dikehendaki setan kepada manusia,” Oleh karena itu nasihatnya Imam Hasan Al-Bashri hendaknya setiap kita tidak pernah untuk merasa bosan agar selalu beristighfar dan meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga setan akan kecewa sebab setiap kali kita melakukan dosa kemudian kita ingat kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya. Ini bukan berarti bahwa seseorang boleh bermaksiat sesukanya lalu meminta ampun, karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita.

Seseorang yang melakukan kemaksiatan hendaknya khawatir pada saat dia melakukan kemaksiatan lalu di cabut oleh Allah nyawanya. Sehingga Syeikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi menegaskan hendaknya orang yang mencampur adukkan antara ketaatan dengan kemaksiatan khawatir sewaktu-waktu Allah akan mencabut nyawanya pada saat dia berbuat maksiat. Dan meskipun Allah membuka pintu taubat tetapi kita tidak tahu apakah benar Allah mencabut nyawa kita pada saat kita sudah bertaubat. Oleh karena itu ini menjadi motivasi agar kita terus berada di jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi langkah yang kedua adalah hendaknya kita secara pikiran kita, mindset kita, kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi orang baik, orang yang taat, orang yang saleh. Selama kita senantiasa berusaha bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

Kita ingat Fudhail bin Iyyat adalah seorang yang dahulunya perampok atau penjahat yang ketika disebutkan namanya setiap orang takut karena dia adalah pejahat besar. Tetapi setelah itu dia bertaubat kepada Allah, lalu dikenallah Fudhail bin Iyyat sebagai seorang yang ‘alim, seorang yang berilmu, seorang yang zuhud dalam kehidupannya dan seorang yang ahli ibadah. Setelah sebelumnya dikenal sebagai penjahat sebagai perampok lalu Fudhail bin Iyyat ini bertaubat kepada Allah, jadilah dia seorang yang saleh. Dan setiap kita bisa menjadi Fudhail bin Iyyat, InsyaAllah.

Yang ketiga yaitu tinggalkan apa saja yang menjadikan Allah murka kepada kita. Tinggalkan kemaksiatan dan dosa-dosa dan hendaknya kita yakin pasti Allah akan mengganti sesuatu yang kita tinggalkan dengan sesuatu yang lebih baik. Di dalam hadis disebutkan:

وإِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا للهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

Artinya: “Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla. Karena Allah akan menggantikan untukmu dengan sesuatu yang lebih baik.” (Riwayat Imam Ahmad. Imam Al-Abani menegaskan bahwa hadis ini sahih)

Di dalam kisah disebutkan bahwa Nabi Sulaiman begitu cintanya kepada kudanya, maka Nabi Sulaiman sampai lupa shalat ashar sehingga matahari terbenam. Karena begitu dia cinta kepada Allah, dia beristighfar kepada Allah lalu kudanya dia sembelih. Karena kudanya inilah yang membuat dia lupa kepada Allah, lupa untuk shalat ashar. Apa yang terjadi? Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan kendaraan kuda terbaik yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman itu dengan angin. Sehingga kapanpun Nabi Sulaiman ingin melakukan perjalanan, dia tinggal menyuruh angin maka dia aka pergi dengan secepat kilat sesuai yang dia inginkan. Itulah orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, diganti dengan sesuatu yang lebih baik.

Kaum muhajirin, ketika mereka meninggalkan rumah kampung halaman yang sangat dicintainya, rumah kampung halaman yang disitu ada Baitullah Ka’bah. Lalu Allah menggantikan kaum muhajirin ini dengan memiliki rumah di Madinah dan bukan hanya itu, bisa menaklukkan negeri-negeri sekitar Madinah. Bahkan pada zaman Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu bisa menaklukkan salah satu super power negara pada waktu itu yaitu negara Persia. Inilah mereka yang meninggalkan sesuatu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu hendaknya kita yakin apabila kita meninggalkan sesuatu karena Allah meskipun itu sangat kita cintai, Allah akan memberikan dengan yang lebih baik. Kalau tidak di dunia maka nanti di akhirat Allah akan memberikan yang lebih baik untuk kita seluruhnya.

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

Langkah yang keempat sehingga kita menjadi orang-orang yang berorientasi akhirat, bertujuan hidup untuk keselamatan kita di akhirat adalah hendaknya kita berusaha menjadikan seluruh aktifitas dan keseharian kita dengan niat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga semua yang kita lakukan berpahala di sisi Allah. Semuanya akan dinilai ibadah dan karena itulah kita diciptakan:

 وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Seluruh aktivitas kita termasuk yang mubah, marilah kita jadikan itu untuk Allah. Ketika kita makan, kita niatkan dan kita berdoa bahwa itu adalah supaya Allah menguatkan kita di dalam beribadah kepada-Nya. Ketika kita bekerja mencari rizki, niatkan bahwa itu untuk menafkahi keluarga dan itu merupakan sesuatu yang baik dan berpahala. Ketika tidur dan seluruh aktivitas kita, hendaknya kita mulai dengan doa dan kemudian kita niatkan untuk mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga dengan demikian, tujuan Allah menciptakan kita benar-benar akan tercapai yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua 

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللهم صل على صفيك ورسولك محمد وعلى اله وصحبه اجمعين .أَمَّا بَعْدُ

Jamaah jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Kita pasti meninggalkan dunia yang fana ini. Oleh karena itu hendaknya kita menyiapkan untuk sesuatu yang abadi yaitu kehidupan akhirat kita. Orang yang mencari dunia, dia akan hanya mendapatkan kelelahan dan dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Rasulullah ﷺ menegaskan:

 مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

حديث الترمذي وصححه الالباني

Artinya: “Barang siapa yang selalu menjadikan akhirat adalah kegelisahannya yang selalu dia pikirkan maka Allah akan menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadikan orang ini seluruh urusannya dikumpulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dunia akan datang kepadanya dengan mengiba dengan meminta. Tetapi barang siapa yang menjadi keinginannya, kegelisahannya, tujuan hidupnya adalah dunia maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadikan kemiskinan ada di depan matanya. Dan Allah akan mencerai beraikan urusannya dan dia tidak akan mendapatkan dunia kecuali apa yang ditakdirkan untuknya.

Oleh karena itu, dunia ini cukup dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Tetapi seluruhnya hendaknya kita tundukkan untuk kepentingan akhirat kita karena disanalah hidup kita selama-lamanya. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keselamatan kepada kita dunia akhirat dan mengumpulkan kita seluruhnya di dalam surga firdaus-Nya, Aamin ya Rabbal Aalamiin.

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم إنك حميد مجيد

 اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات  ياقاضي الحاجات

اللهم أعز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والمبتدعة والمشركين أعدائك أعداء الدين

اللهم شدد شملهم ومزق جمعهم وزلزل اقدامهم وألقي في قلوبهم الرعب إنك على كل شيء قدير

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الاخره حسنة وقنا عذاب النار

 عباد الله إن الله يأمر بالعدل والاحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون

فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله اكبر

Tonton video lengkapnya di bawah ini:

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *