Menyambut Buah Hati Sesuai Tuntunan Nabi

Menyambut Buah Hati Sesuai Tuntunan Nabi

Diantara nikmat besar yang Allah karuniakan kepada suami istri adalah kelahiran buah hati. Ada beberapa tuntunan Nabi ketika seseorang dikaruniai bayi yang baru lahir. Ini yang semestinya kita praktikkan, bukan tradisi yang bertentangan dengan petunjuk Nabi ﷺ.

Pertama, begitu bayi itu lahir maka hendaknya sang ibu dan ayah mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah atas anugerah anak tersebut. Diantaranya dengan mengucapkan Alhamdulillah dengan perasaan pengakuan bahwa nikmat ini adalah dari Allah dan merupakan nikmat yang besar.

Kedua, memberikan kabar gembira kepada sanak saudara dan handai taulan atas kelahiran bayi tersebut, sehingga ikut bersyukur dan mendoakan kebaikan dan keberkahan. Seperti nabi Zakaria dengan putranya Yahya, Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail yang diberi kabar gembira oleh malaikat.

Ketiga, diantara yang disunnahkan adalah mengumandangkan azan di telinganya. Berdasarkan hadis Abu Rafi’ ia berkata, “Saya melihat Rasulullah ﷺ azan di telinga Al-Hasan bin Ali ketika dilahirkan oleh Fatimah.” (Hadis riwayat Al-Hakim dan ia berkata Hadis ini sanadnya sahih)

Menurut Ibnul Qayyim Rahimahullah bahwa hikmah diperdengarkannya azan yang pertama kali adalah untuk menunjukkan persaksian dengan tauhid saat ia lahir kedunia. Sebagaimana ia dituntun dengan kalimat tauhid  لا اله الا الله saat ia akan keluar dari dunia atau saat akan mati.

Keempat, tahnik yaitu melembutkan kurma dimulut dan setelah lembut sekali kemudian dimasukkan ke dalam mulut si bayi dengan meletakannya di langit-langit mulutnya. Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ mentahnik beberapa bayi dari bayi para sahabat beliau ﷺ. (Hadis riwayat Muslim)

Kelima, mendoakan bayi tersebut dengan keberkahan. Diantaranya bisa dengan doa,

جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم

Semoga Allah memberinya keberkahan untukmu dan untuk umat Muhammad ﷺ.”

Atau dengan redaksi lain yang mengandung doa keberkahan.

Keenam, pada hari yang ketujuh dilakukan aqiqah. Rasulullah ﷺ bersabda,

Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, diberi nama dan dicukur rambutnya.” (Hadis riwayat Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Sahih Sunan Ibnu Majah)

Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak ada bedanya antara yang jantan dan yang betina. (Hadis riwayat Tirmidzi dan disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Sahih Sunan Tirmidzi)

Ketujuh, mencukur rambutnya dan bersedekah seberat rambutnya dengan perak. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ ke Fatimah agar mencukur rambut Al-Hasan dan bersedekah seberat rambutnya dengan perak. (Hadis riwayat Tirmidzi dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam Sahih Tirmidzi)

Kedelapan, memberikan nama dengan nama yang baik seperti Abdullah, Abdul Rahman. Dan tidak memberi nama-nama yang tidak baik seperti Huzn yang artinya sedih, Barrah yang artinya suci karena tidak boleh menganggap diri suci. Baik juga memberikan nama dengan nama-nama Nabi seperti Muhammad, Adam, Idris, Ibrahim, Isa, dan seterusnya. Kalau perempuan bisa dengan nama-nama istri Nabi ﷺ seperti Aisyah, Khadijah, Zaenab atau putri beliau Fatimah, Ruqaiyah, Ummu Kultsum dan seterusnya.

Tonton video lengkapnya di bawah ini:

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *