Wanita Wajib Lebih Menjaga Lisannya dari Pria

Wanita Wajib Lebih Menjaga Lisannya dari Pria

Dari hasil penelitian disebutkan bahwa dalam sehari wanita berbicara dengan 20.000 kata, sedangkan laki-laki dengan 7000 kata dalam sehari. Artinya wanita berbicara dengan 13.000 kata lebih banyak dari pria. Hal itu karena tingginya kadar protein FOXP2 dalam otak wanita. Dan protein tersebut merupakan protein bahasa. Demikian itulah yang merupakan hasil penelitian para ilmuwan Amerika Serikat seperti yang diselenggarakan di University of Maryland School of Medicine. Apakah ini menjadi justifikasi pembenaran wanita boleh berbicara banyak, boleh untuk membicarakan apa saja karena memiliki protein bahasa yang lebih besar, lebih tinggi daripada laki-laki.

Tentu di dalam Islam hal tersebut bukan menjadi sebuah alasan. Justru wanita harus lebih menahan untuk bicara, karena dia punya potensi besar untuk terjerumus dalam kesalahan. Oleh karena itu wanita jangan sampai tersugesti karena memiliki protein yang lebih tinggi dalam protein bahasa di otaknya. Lalu kemudian tersugesti untuk berbicara lebih banyak daripada laki-laki. Sebab yang ada di dalam syariat Islam tidak dibedakan apakah dia laki-laki atau perempuan, Rasulullah ﷺ  bersabda dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu.

قَالَ رَسُولُاللهِ – صلى الله عليه وسلم

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Rasulullah ﷺ  bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berbicara yang baik, mengatakan yang baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tamunya.”

Ini merupakan adab ketika kita berbicara baik untuk laki-laki maupun perempuan. Kemudian juga merupakan adab dalam memuliakan tetangga dan tamu, hendaknya kita mengontrol lisan kita. Karena terjadinya perseteruan, pertengkaran yang ada di masyarakat kebanyakan terjadi antar tetangga. Oleh karena itu, hal ini ditegaskan oleh Nabiﷺ  agar seseorang menjaga lisannya khususnya ketika dia bersama tetangganya dan juga ketika ada tamu. Menjadi sebuah etika bagi seorang muslim karena siapapun hendaknya menjaga lisannya baik laki-laki maupun perempuan.

Bahkan Imam Nawawi mengatakan,

وينبغي لمن أراد النطق بكلمة أو كلم أن يتد بره في نفسه قبل نطقه ٬ وإن ظهرت مصلحته تكلم ٬ وإلا أمسك

Hendaknya dan seyognyanya bagi siapa yang ingin berbicara dengan satu kata atau hendak berbicara mestinya dia merenungkan daalm dirinya sebelum dia bericara. Apabila tampak kemaslahatan bagi dirinya maka hendaknya dia berbicara. Kalau tidak hendaknya dia diam (menahan diri dari berbicara).” (Ada di dalam Syarah Sahih Muslim pada Juz 18 hal: 117)

Rasulullah ﷺ  menegaskan,

Siapa yang menjamin atau menjaga diantara dua rahangnya yaitu menjaga lisan dan antara dua kakinya yaitu menjaga kemaluan, maka aku jamin baginya surga.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa persoalan lisan adalah persoalan yang sangat berat yang seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan hendaknya menjaga. Selanjutnya Rasulullah ﷺ  juga menegaskan,

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّم بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا يرفعه الله بها درجات، وإن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله، لا يلقي لها بالا، يهوي بها في جهنم

Sesungguhnya seseorang hamba mengucapkan satu kata dari kata-kata yang mendatangkan keridaan Allah dan dia menganggapnya sebagai hal yang remeh, ringan tetapi dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkatnya ke beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mendatangkan kemurkaan Allah dimana dia menganggapnya enteng, menganggapnya ringan dan akhirnya dengan kata itu dia dilemparkan ke dalam neraka jahanam.”

Naudzubillah.

Artinya hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh di dalam menjaga lisannya baik laki-laki maupun perempuan. Yang ada dalam praktik Salafus Saleh disebutkan bahwa istri Sa’id bin Musayyib Rahimahullahu Ta’ala berkata,

مَا كُنَّا نُكَلِّمُ أَزْوَاجَنَا إِلا كَمَا تكَلّمُوا أُمَرَا ءَ كُمْ : أَصْلَحَكَ اللهُ ٬ عَافَاكَ اللهُ

Kami para wanita tidak perah berbicara kepada pasangan-pasangan kami kecuali seperti berbicaranya manusia kepada pemimpin-pemimpinnya. Semoga Allah memperbaiki dan memperbagus urusan-urusanmu.” (Ada di dalam Hilayatul Aulia wa Thobaqotul Ashfiya Juz ke-5 hal: 198)

Mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada kita.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *