Pada saat kita sudah bisa meraih cita-cita, apa yang kita harapkan tercapai, jangan sampai jumawa, jangan merasa bangga, jangan sombong. Tetapi kembalikanlah semua itu kepada Allah. Katakan seperti yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman.
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّى
“Ini adalah anugerah Tuhanku.”
Bukan karena kehebatanku. Bukan karena kepintaranku. Bukan karena pengalamanku. Bukan karena kerja kerasku. Bukan karena planning. Bukan karena perencanaan yang bagus yang aku lakukan, tidak. Kembalikan semua itu kepada Allah. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman, seorang raja terbesar di muka bumi yang tidak mungkin ada lagi orang yang memiliki kerajaan seperti Nabi Sulaiman. Karena rakyatnya adalah terdiri dari bangsa manusia, bangsa jin, bahkan sebagian dari hewan. Demikian juga kekayaan yang tidak ada lagi kekayaan yang lebih daripada yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman.
Tetapi itu tidak membuat Nabi Sulaiman bangga. Tapi beliau semakin merunduk, semakin tawadhu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin menunjukkan bahwa dia adalah hamba yang lemah dan itu berbeda dengan Qarun. Dimana Qarun itu ketika dia meraih dan mendapatkan harta yang demikian melimpah maka dia mengatakan,
إٍنَّمَآ أُوتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِى
“Saya di anugerahi ini semua karena memang kepintaranku, karena ilmuku, karena pengalamanku. Khususnya dalam hal berdagang dan dalam hal bekerja. Menjadi seorang yang profesional. Karena profesional itulah sehingga aku bisa mendapatkan harta yang banyak ini.”
Dan ini merupakan bentuk dari ucapan yang dilarang oleh Allah. Karena menisbatkan keberhasilan kepada dirinya. Bukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan keberhasilan itu. Manusia tidak bisa untuk menisbatkan keberhasilan itu kepada dirinya karena dia lemah. Yang bisa membuat dia berhasil, sukses adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kembalikanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan mengembalikan kepada diri kita sendiri.
Tonton video lengkapnya di bawah ini:
