Nabi Muhammad ﷺ tahannuts. Beliau memfokuskan diri beribadah sendirian di Gua Hira. Meminta petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sendirian. Nabi Muhammad sebelum diangkat sebagai Nabi tidak pergi ke pesantren. Tetapi pergi ke Gua sendirian, memohon petunjuk beribadah dan mohon petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi ini kalau kita bersungguh-sungguh membandingkan keadaan kita ini dengan zaman dahulu, jauh-jauh lebih nikmat yang kita rasakan saat ini. Dan belajar keikhlasan di sini jauh lebih mudah InsyaAllah dibanding dengan zaman dahulu. Maka sekarang ini harus ditangguhkan niatnya. Karena dengan punya ikhlas ini kita akan punya power, punya kekuatan yang luar biasa dahsyat. Tidak ada kekuatan sehebat kekuatan ikhlas kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (Hadis sahih Muttafaqun ‘Alaih dari Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu)
Maka niat dan ikhlas kita betul-betul saat ini untuk Allah. Ikhlas semata-mata karena Allah belajar di sini.
Kita bermunajat kepada Allah, “Ya Allah, saya bukan siapa-siapa. Saya orang yang lemah, hamba-Mu yang lemah. Tetapi saya ingin betul-betul mengabdikan hidup untuk-Mu. Hanya untuk-Mu. Ikhlas karena-Mu.”
Menuntut ilmu sungguh-sungguh dengan niat yang tulus agar kita menjadi seorang alim, seorang yang betul-betul berilmu. Dan kemudian kita mengatur hidup kita supaya tidak ada yang sia-sia. Di dalam pondok ini, 24 jam semua dalam rangka untuk kebaikan dan ketaatan. Kalau itu niat kita dengan ikhlas terus kita perbarui, InsyaAllah kita ini nanti akan pulang dan akan mendapatkan buah yang sangat manis. Ini orang yang betul-betul ikhlas. InsyaAllah akan ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tonton video lengkapnya di bawah ini: